Selainbisa menyegarkan kembali otak dan pikiran, camping juga bisa semakin mempererat hubungan kamu dengan kerabat. Untuk kamu yang rindu bermalam di alam, lima camp ground di Jawa Barat berikut bisa menjadi tujuan camping ceria kamu akhir pekan ini. Simak yuk! 1. Situ Gunung, Sukabumi. travelingneverdies.wordpress.com. Terletak di
ï»żKuasa ALLAH memang Mahaluas dan tiada berbatas. Dia memberikan karunia dan hidayah kepada siapa yang DIA kehendaki. Tak ada yang menyangka bahwa penyanyi Reggae terkenal sekelas Alpha Blondy dan bandnya The Solar System menyanyikan lagu 'Tauhid' di acara Festival Belum lama ini Alpha Blondy dkk membuat heboh dunia dengan aksi livenya menyanyikan lagu 'Sebe Y'e ALLAH' di acara Afrika Festival, 8 Juli 2018 yang dijuluki 'The African Bob Marley' itu berhasil memikat hati umat muslim dan memukau pecinta musik Reggae di dunia. Lewat lagu 'Sebe Y'e ALLAH', Alpha Blondy dkk dinilai telah berkontribusi besar mengenalkan Islam yang damai ke seluruh lagunya yang bercerita tentang kekuasaan ALLAH menuai banyak pujian dan apresiasi umat muslim di dunia. Bagi umat muslim tentu lagu Blondy ini menjadi syiar dan pesan indah untuk dunia. Apalagi lirik bernafaskan Islam jarang dibawakan di acara konser seperti Festival bernyanyi di atas panggung, Alpha Blondy mengawali lagunya dengan kalimat Tauhid "La ilaha illallah Muhammadur Rasulillah". Kemudian ia mengentak panggung dengan lirik 'Sebe Y'e ALLAH' Allah memiliki kekuatan segalanya.Lagu yang luar biasa dan tergolong sangat unik di dunia musik sekelas Reggae. Dalam video yang diunggah Akun Youtobe 'Afrikafestival Hertme', lagu 'Sebe Y'e ALLAH' Blondy sudah ditonton viewers sejak dipublish 10 November komentar datang dari penjuru dunia. Seperti Akun habil khan yang menulis "I love Allah Allah is Rahman and rahim from India".Akun bukhaari Abdi Adam "I am Somali Love allah and mohammed Rasullulah". Ada juga dari Thailand karimkrabi berkomentar "love Allah love rasul Allah, From Muslim Thailand".Selain itu, akun Nabil Baskou menulis "ALPHA THE LEGEND 1986 CASABLANCA WE LOVE YOU MOROCCO ❀ MAMA AFRICA". Bahkan pujian datang dari pemilik akun tako kuxianidze "I'm from Georgia. Christian Country. Love this songs".Tak ketinggalan dari Indonesia, Joul Adinda "Saya muslim Bali indonesia sangat bagus music dan syairnya. Tahun 2019 yang dengar mana suaranya". Dan masih ada sekitar lebih komentar lainnya dari Alpha BlondyAlpha Blondy bernama kecil Seydou Kone lahir pada 1 Januari 1953 dari seorang ibu Muslim dan seorang ayah Nasrani di Dimbokro, Pantai Gading. Dia diasuh oleh seorang nenek yang mengajarkan untuk mengasihi semua tahun 1973 Seydou pindah ke New York 6 bulan di Texas, untuk kuliah dan mengambil jurusan bahasa Inggris. Di New York ia memulai karier sebagai penyanyi, dan menggunakan nama 'Alpha Blondy'.Setelah sukses dan tampil berbagai acara di TV Kassi, Blondy merekam album solo pertamanya pada tahun 1982, berjudul 'Jah Glory'. Sejak 1980 ia telah menulis sedikitnya 17 album dan 194 Blondy tidak hanya populer di Pantai Gading, tetapi menjadi bintang Reggae Dunia karena perjuangannya mengampanyekan perdamaian dan persatuan di seluruh bernyanyi, dia sering menggunakan bahasa aslinya Dioula, juga Prancis dan Inggris, dan kadang-kadang dalam bahasa Ibrani. Kebanyakan liriknya menyampaikan sikap politik dan disisipi Blondy menjadi Duta Besar Perdamaian PBB untuk Pantai Gading pada tahun 2005. Dia membuat usaha besar membawa solusi damai untuk negaranya pada tahun Maret 2007 perjanjian damai ditandatangani dan Alpha Blondy berfokus kepada urusan non Pemerintah dan non Politik. Dia memiliki Yayasan Amal bernama Jah Glory Foundation yang bekerja untuk mengakhiri ketidakadilan sosial dan Arti Lagu Sebe Ye ALLAHLailaha Ilallah Muhammad RasulillahMuhammad RasulillahAllah memiliki kekuatanAllah memiliki kekuatan segalanyaAllah memiliki kekuatan segala-galanyaAllah memiliki kekuatan segalanyaRaga yang kumiliki,Raga yang kau miliki,Allah yang menciptakanJiwa yang didalam dirimu,Jiwa yang didalam diriku,Allah juga yang menciptakan-Raga yang kumiliki,raga yang kau miliki,Allah yang menciptakan-Jiwa yang didalam dirimu,jiwa yang didalam diriku,Allah juga yang menciptakan-Ada matahari, ada bulan, dan ada angin di manusia, ada binatang, dan ada yang jenius di antara kita. Ada angin, ada matahari, ada angin di sini-Allah memiliki kekuatan, Allah memiliki kekuatan segalanyaAllah memiliki kekuatan, Allah memiliki kekuatan segalanya-Saya bersaksi Tuhan kekuatan segalanyaSaya bersaksi Tuhan kekuatan Berdoalah semuanyaBerdoalah minta ampunan kepada Tuhan-Ada tanah di bawah kitaAda langit di atas kita-Saya bersaksi Tuhan kekuatan segalanyaSaya bersaksi Tuhan kekuatan Asli SEBE YE ALLAH La ila ilalao Mahamadou rassoulilaMahamadou rassoulilaSebe Alla ye, sele Allah ye... seSebe Alla ye, sele Allah ye seSebe Alla ye, sele Allah ye, ye seSebe Alla ye, n'ko sĂ©bĂ© Allah yĂ© sĂ©Se mibi neyeSe mibi neyeAllah kodi iledaNi mi-bi ilelaNi mi-be nelaAllah kohodo anougou laSe mibi ileyeN'ko se mibe n'neyeMassa ko oni annougoulaTere beyeKalo beyeFĂŽgnon ni dji beyanMogohou beyeSogohou beyeDjinanhou fanan behantchemanTere beyeKalo beyeFognon ni dji beyanMogohou beyeSogohou beyeDjinanhou fanan bĂ©hantchĂȘmanN'ko sebe Allah ye, sebe Alla ye seSebe Allah ye, sebe Allah ye seSebe Allah ye se, Sebe Allah ye se, se, seSebe Allah ye se, Sebe Allah ye seSeri seri, n'gouye seri n'teriSeri seri Allah dari n'teriDougoukoro be anse koroSangoro beankounanDougoukoro beanse koroLolohou beankounanSeri seri, n'gouye seri n'teriSeri seri massa dari n'teri rhs
KaloMau Download Lagu Silakan Klik Nama Band Nye Aje Brother N sIstha,,, Mari kita Rapatkan Barisan Dalam Satu Kedamaian,,, Hahahaha.. Uyeeee,,,,, - jamica - Tony Q rastafara - Momonon - bradda jah rastafari - gangstarasta - cozy republik - imanez - om bob - souljah - shaggy dog - alpha blondy - ziggy marley - alphablopho - ras muhamad - asap uye - bambu rasta - Boys n roots -
Alpha BlondyReggae musicianFor the Record
Selected discographySourcesReggae, the spiritual and sometimes sharply political dance music that Jamaica exported to the rest of the world, has often carried a message of peace and universal understanding. One contemporary star who successfully put such ideas into musical practice was Alpha Blondy, a native of Ivory Coast on western Africa’s southern-facing Atlantic shore. With a multicultural message delivered in diverse languages that included French, English, Arabic, Hebrew, and his native tongue of Dioula, this “African Rasta,” as he often called himself, once even succeeded in calming a set of military hostilities in West Africa.“In Africa the new generation, my generation, is a mixture of Western and African culture,” Blondy told the New York Times. “Reggae has succeeded in a musical unification. It’s a good therapy to bring people together.” In the 1980s, Blondy seemed the heir apparent to reggae superstar Bob Marley; his popularity after that receded along with that of reggae music in general, but his fame remained international in scope. Many musicians have had to overcome obstacles in order to realize their artistic visions, but the personal trials Blondy experienced on the way to a musical career were nearly unprecedented in their the Record
Born Seydou Kone on January 1, 1953, in Dim-bokora, Ivory Coast; member of the Dioula ethnic group; seven children. Education Attended Hunter College and Columbia University, New York; studied to be an English reggae music star; sings in French, English, Arabic, Hebrew, Dioula, and other languages; incarcerated in psychiatric hospitals in and Ivory Coast, 1970s; appeared on Ivory Coast television program First Chance; recorded debut album Jah Glory, a million-seller in Africa; album Cocody Rock released in the United States, 1984; toured widely, late 1980s; released Masada, in over 50 countries, 1992; released Yitzhak Rabin, 1998; toured United States and Canada, 1998; released Paris Percy, Record company —Shanachie Entertainment, 13 Laight St., Sixth Floor, New York, NY 10013. Website— Alpha Blondy Official Website member of the Dioula ethnic group, Blondy was born Seydou Kone on January 1, 1953, in the Ivory Coast town of Dimbokora. He was raised by his grandmother in the predominant Islamic faith of his people but also learned French by reading the Bible. In school, he told the Toronto Star, he also gravitated toward “English ways” and hoped to become an English teacher. His education was interrupted after an incident that occurred after he was slapped by his math teacher. “Look, baby, a woman like you I got a lot of at home,” he snapped back as quoted in the Star, and slapped the teacher in turn. He sought to make amends to his outraged family by continuing to study English in the neighboring English-speaking country of a fan of reggae and of progressive rock acts such as Pink Floyd and Jimi Hendrix, Blondy demonstrated enough talent as a student to win admission to Hunter College and Columbia University, both competitive institutions, when he came to the United States in the early 1970s. He moved in with a Jamaican classmate and seemed on the road to a successful teaching career, but then things started to go wrong. According to some reports, he became addicted to the drug angel dust, and he began to spend much of his time singing in Central Park, accompanying himself with a drum. Adding to his trouble, he attempted to record an album, but an unscrupulous producer disappeared with the master tapes of his recording despondent due to what he described to the Star as “the African pride about success, a disease,” Blondy was finally arrested and institutionalized at New York’s Bellevue Hospital. Released after a year, he ran into even worse problems when he returned home to Ivory Coast and confronted a family that was, as he told the Washington Post, “expecting me to come back with a big diploma, a tuxedo and a car.” Blondy continued, “But America is not easy; you don’t just come and get the diploma. What you see in the movies, the reality is quite different.” His parents, confronted with his Jamaican dreadlocks and total destitution, believed he had completely lost his senses and institutionalized him once endured a brutal two years of forced medication at an asylum in the Ivory Coast capital of Abidjan, but he continued to write songs. After his release his fortunes finally began to improve. Taking the name Alpha Blondy the name carries the connotation of “First Bandit” and may have resulted from a family member’s mispronunciation of the word “bandit”, he performed on an Ivory Coast talent-search television program, First Chance. Spotted by a producer, he recorded an album, Jah Glory, that went on to become an African of that album’s songs dealt with a police raid, a risky theme in authoritarian West Africa, and Blondy’s fame spread. Jah Glory and its Paris-recorded 1984 follow-up, Cocody Rock, received international distribution, and, by the middle 1980s, many observers saw in Blondy a successor to the recently deceased Bob Marley, who had drawn huge crowds in the years immediately before his 1981 death from a brain tumor. Blondy toured the United States and Europe, and like Marley, he applied his talents to the peaceful resolution of political conflict. A 1986 concert he gave on the border between the warring nations of Mali and Burkina Faso is credited with helping to bring about a cessation of albums as Jerusalem, Apartheid is Nazism, and Masada brought Blondy worldwide acclaim; Masada was released in over 50 countries. Though firmly rooted musically in the reggae tradition, Blondy added to it a distinctive element of African percussion and African-style backup vocals—his full band, Solar System, had 15 members—that allowed his music to succeed on his home turf. He often performed in colorful robes or army fatigues, sporting a Jewish Star of David on a helmet and carrying both a Bible and a copy of the Islamic Quran. Challenging his audiences to accept the differences among peoples, Blondy sung in Hebrew in Arabic countries and in Arabic in Israel, where he enjoyed a strong several years during the 1990s, Blondy dropped out of the music scene and spent time attending to the seven children he has fathered with seven different women. He returned to action with the 1998 CD Yitzhak Rabin, commemorating the slain Israeli leader who had tried to bring peace to the Middle East. Partly recorded in Kingston, Jamaica, at Marley’s Tuff Gong studios, Yitzhak Rabin featured backup vocals from Marley’s former backing group, the I-Threes. The Ottawa Citizen noted the album’s “shimmering, textured sound,” and fresh tours undertaken in support of the release put Blondy back in the limelight in the West—although youthful listeners in his native Ivory Coast had largely moved on to newer acts. Blondy’s album Paris Percy was released in 2001, followed by Merci in 2002. Merci was nominated for a Grammy Award in the category of Best Reggae Album the following year. Blondy used the fame he received following the Grammy nomination to call attention to a cause close to his heart peace in his homeland of Ivory Coast following a rebellion that began on September 19, 2002. He spoke out passionately in his interviews, imploring people to understand the dire need for peace in the volatile discographyJah Glory, c. 1980; reissued, Moya, Rock, Shanachie, Shanachie, Shanachie, Is Nazism, shanachie, Prophets, Capitol, Best of Alpha Blondy, Shanachie, Tribal War, Alex, World Pacific, au Zenith, World Pacific, World Pacific, Best of Alpha Blondy, World Pacific, Rabin, Lightyear, Percy, Shanachie, Shanachie, Black Biography, Volume 30, Gale Group, Colin, editor, The Virgin Encyclopedia of Reggae, Virgin, News Service, January 16, 2003Billboard, July 10, 1993, p. Montreal, Canada, November 21, 1998, p. Post, June 6, 2000, Arts p. Angeles Times, February 21, 1988, Calendar p. 76; February 29, 1988, Calendar p. York Times, March 22, 1998, p. Citizen, August 13, 1998, p. Star, March 31, 1988, p. Post, April 8, 1988, p. D1; August 5, 1998, p. C5; August 7, 1998, p. D4; January 10, 2000, p. Blondy,” All Music Guide, November 6, 2002.—James M. Manheim Apaagama ALPHA BLONDY? - 2086540 ramadhanChelsea ramadhanChelsea 16.02.2015 Alpha Blondy menguasai bahasa inggris sebab ia berguru di universitas pada jurusan tersebut demi untuk mewujudkan cita-cita awalnya menjadi guru bahasa inggris. bukanya muslim ya agamanya, soalnya pas nyanyi lagu sabe Allah dia baca kalimat syahadat.
Alpha Blondy lahir 1 Januari 1953 merupakan penyanyi reggae Pantai Gading dan artis rekaman internasional. Alpha Blondy lahir Seydou Kone di Dimbokro, Pantai Gading. Dia bernyanyi terutama dalam bahasa asli nya Dioula, dalam bahasa Prancis dan Inggris, dan kadang-kadang dalam bahasa Arab atau Ibrani. lyrics-Nya menyampaikan sikap politik yang serius dan rasa humor. Secara khusus, ia menciptakan istilah democrature Perancis yang setara bahasa Inggris adalah “democratatorship” untuk mengidentifikasi beberapa pemerintah Afrika. Seydou Kone – lebih dikenal untuk penggemar musik sebagai Alpha Blondy – lahir di Dimbrokro, Pantai Gading, pada 1 Januari 1953. Young Seydou dibesarkan oleh neneknya, Cherie Coco, yang mencurahkan kepedulian dan perhatian pada cucu dihargai nya. Tapi ini tidak selalu memiliki hasil yang diinginkan. Memang, Seydou diusir dari perguruan tinggi pada tahun 1972 dan pemberontak remaja dikirim ke tetangga Liberia untuk menyelesaikan studinya di sebuah sekolah di ibukota, Monrovia. Langkah ini membuka cakrawala baru bagi Seydou muda. Bahasa resmi Liberia menjadi bahasa Inggris, itu juga berarti bahwa Seydou membuat kemajuan besar dalam bahasa ia mulai belajar di sekolah di Pantai Gading. Setelah menyelesaikan sekolah di Liberia, Seydou demikian sempurna dilengkapi dengan baik untuk pindah ke New York dan melanjutkan studi bahasa Inggris di Big Apple. Selain menyempurnakan bahasa Inggris di New York, Seydou mulai mengambil suatu kepentingan bergairah dalam dunia musik. Dan satu konser khusus di New York adalah untuk memiliki pengaruh besar pada sisa karirnya – pada tahun 1977 Seydou menghadiri kinerja oleh kelompok Burning Tombak legendaris Jamaika dan menemukan dunia indah reggae. Terinspirasi oleh irama menjuluki kuat ia mendengar malam itu, Seydou mulai bernyanyi dengan berbagai kelompok-kelompok lokal. Tetapi ambisi utamanya adalah untuk merekam album sendiri dan memulai karir solo. Mimpi ini hampir terwujud saat Seydou bertemu dengan produser rekaman terkenal Clive Hunt dan pasangan mulai membahas kemungkinan kerjasama. Sayangnya, Hunt keluar dari proyek di menit terakhir dan Seydou Kone dibiarkan tinggi dan kering tanpa kontrak rekaman. Ini awal kekecewaan dikirim spiral muda Seydou menjadi depresi besar dan ia segera meninggalkan New York, kembali ke Pantai nya asli d’Ivoire dan menyiapkan rumah di ibukota, Abidjan. Seydou mengalami gangguan saraf tak lama setelah ia kembali ke Abidjan dan penyanyi muda menghabiskan dua tahun berikutnya pulih di sebuah rumah sakit jiwa. Untungnya, musik Seydou membantunya melalui masa krisis pribadi dan ketika ia menandatangani sendiri keluar dari rumah sakit dia kembali ke karir bernyanyi. Album debut Ketika Seydou meluncurkan kembali karir bernyanyi di 80-an ia melakukannya dengan nama panggung baru, Alpha Blondy pun pada “bandit” – kata diucapkan “bondee” dalam bahasa Perancis!. Seydou / Alpha mendapat istirahat pertama utamanya tak lama setelah ia kembali ke dunia musik ketika ia ditemukan’ oleh produser televisi terkenal Fulgence Kassy. Terkesan dengan bakat jelas penyanyi muda, Kassy Blondy diundang untuk tampil di acara TV-nya “kebetulan PremiĂšre” – dan sisanya adalah sejarah musik! Setelah penampilannya di TV nasional, Blondy segera melanjutkan untuk mencapai impiannya untuk rekaman album solo. Dan ketika dirilis pada tahun 1983 Blondy’s debut album, terbukti “Jah Glory”, untuk menjadi sukses sejati. Salah satu trek yang paling menonjol di album ini tidak diragukan lagi “Brigadir Sabari”. Sung dalam bahasa ibu Blondy’s, Dioula, lagu ini terinspirasi oleh serangan polisi penyanyi menyaksikan kekerasan di Pantai Gading. Blondy segera menjadi bintang besar di kancah musik Abidjan, membuktikan bahwa reggae – yang telah sekian lama dianggap sebagai suara biasanya Jamaika – bisa berhasil ditafsirkan kembali dalam gaya Pantai Gading. catchy beats Blondy’s reggae menjadi semua kemarahan di Abidjan, dan penggemar musik remaja di distrik pusat kota terjadi ibukota segera mengadopsi Blondy sebagai versi nasional mereka sendiri Bob Marley. Dengan sikap suka memberontak, kepribadian bersemangat dan pasokan rupanya tak ada habisnya energi saraf, Alpha Blondy tentu membuat dampak yang besar di kancah musik Afrika Barat. Menyanyi dalam bahasa Perancis dan Inggris serta BaoulĂ© dan nya Dioula asli, Blondy segera melanjutkan untuk menyebabkan utama aduk di kancah musik Eropa juga. Memang, empat lagu Blondy’s EP “Rasta pouĂ©â€ mencetak hit besar di Eropa, mendorong penyanyi untuk meninggalkan tanah airnya untuk kedua kalinya dan mencoba keberuntungannya di luar negeri lagi. Blondy pindah ke Paris pada tahun 1984, di mana ia segera melanjutkan dengan menandatangani kontrak rekaman dengan PathĂ©-Marconi EMI. Bintang Pantai Gading kemudian rekaman album kedua, “Cocody Rock”, di Paris, melompat menyeberangi Channel studio di London untuk mengawasi pencampuran akhir album. Terlebih lagi, status Blondy’s sebagai Bob Marley Pantai Gading menerima semacam konfirmasi resmi, ketika penyanyi terbang ke Kingston untuk mencatat judul lagu dari album barunya dengan kelompok dukungan mantan Marley The Wailers. Setelah peluncuran “Cocody Rock”, Blondy memulai pada jadwal tur sibuk, melakukan secara luas di seluruh Afrika Barat. energi tinggi penyanyi ini menunjukkan terbukti sukses besar, ratusan penggemar reggae remaja kemasan luar stadion di seluruh wilayah untuk alur untuk memimpin manusia Pantai Gading-reggae. Ketika Blondy kembali ke Pantai Gading setelah ini tur melelahkan, ia langsung kembali ke studio untuk mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “Apartheid adalah Nazisme”. Blondy’s album ketiga, yang dirilis pada tahun 1985, adalah lagu kebangsaan militan yang menuntut mengakhiri apartheid dan kebebasan untuk semua. “Apartheid adalah Nazisme” juga menampilkan sejumlah menjuluki lebih lembut trek seperti “Yesus datang kembali” – yang ditemukan Blondy menjajaki vena mistik baru! 1986 “Yerusalem” Blondy lanjutan mistik pendekatan baru pada album keempatnya “Yerusalem”, yang dirilis pada tahun berikutnya. Direkam di studio legendaris Tuff Gong di Jamaika dengan kelompok dukungan mantan Bob Marley The Wailers, “Yerusalem” dipromosikan pesan baru Blondy tentang kesatuan agama. Lagu-lagu di album baru Blondy’s meneliti ajaran Islam, Yudaisme dan Kristen, menggambar inspirasi dari Taurat dan Quran serta Alkitab. Bintang Pantai Gading juga mulai berkhotbah filosofi barunya persatuan agama di panggung – dan ketika Blondy dilakukan di Maroko pada Juli 86 ia memilih untuk menyanyikan lirik Ibrani dari lagu “Jerusalem” kepada audiens Muslim. Beberapa kritikus menganggap ini sebagai tindakan provokasi terbuka, tetapi Blondy melihat dirinya sebagai seorang pria di sebuah misi pribadi untuk mengembalikan keharmonisan beragama di dunia! Pada musim semi 87 Blondy dan kelompoknya Tata Surya memulai tur utama Perancis, menendang dari putaran sibuk konser di Le Zenith di Paris pada 6 Maret dan 7. Blondy dan Tata Surya kemudian menuju ke Antilles Prancis untuk melakukan serangkaian konser di Martinique dan Guadeloupe. Pantai Gading Reggae Raja kemudian akibat melakukan tur Eropa yang luas – tetapi ini harus dibatalkan pada menit terakhir. NRJ, stasiun radio independen Perancis yang bertugas mengatur tur Eropa Blondy’s, menyalahkan pembatalan pada “perilaku tidak profesional” si penyanyi. NRJ lakukan tampaknya telah dibenarkan dalam keluhan mereka – perilaku Blondy selama periode ini terkenal tidak menentu untuk sedikitnya. Memang, penyanyi yang sering akan membuat para penggemarnya menunggu hingga dua jam sebelum terlambat naik ke panggung! Blondy, yang telah menjadi bintang besar di Afrika Barat oleh tahap karirnya, segera mulai bereksperimen dengan gaya musik baru. Gaya baru ini banyak bukti di album baru bintang Pantai Gading itu “revolusi”, yang dicatat di Paris pada tahun 1987. “Revolusi” ditemukan Blondy mengeksplorasi suara yang lebih mellow, biola beradaptasi dan cello untuk reggae biasa bertempat mengalahkan pada lagu “Sweet Fanta Diallo”. Album ini juga termasuk duet balada lambat “Miri” yang Blondy direkam dengan diva legendaris Aicha Pantai Gading Kone. Tapi salah satu trek yang paling menonjol pada “revolusi” – paling tidak dalam hal nilai kebaruan! – Adalah “Jah HouphouĂ«t Parle” Jah HouphouĂ«t Speaks. lagu ini persis apa judul dijelaskan – yaitu 10 menit 37 detik dari pidato oleh presiden Pantai Gading-an tercatat lebih dari beat reggae samar-samar. Ini penghargaan untuk HouphouĂ«t-Boigny mengambil praktis dua pertiga dari sisi pertama dari album baru Blondy’s! Dan kritikus tidak ragu-ragu untuk menyerang penyanyi untuk itu. Tapi Blondy tetap dingin dalam menghadapi kritik, membela haknya untuk mengekspresikan pandangan politik sendiri. 1988 turun ke awal yang buruk bagi Blondy dengan yang lain serangkaian konser di Paris di Le Zenith dibatalkan. Bintang reggae segera bangkit kembali, bagaimanapun, terbang ke Amerika Serikat di mana ia melakukan tur 2 bulan sukses. Tahun berikutnya Blondy menyerah basis di Paris dan kembali ke Abidjan. Tak perlu dikatakan, Blondy kembali ke tanah airnya menyebabkan benar-benar aduk di kancah musik Pantai Gading. Apa lagi, reggae terkemuka Pantai Gading-orang kembali hadiah rumah bantalan – dalam bentuk album barunya “Para nabi”. Blondy, yang menganggap bahwa catatan perusahaannya PathĂ© Marconi adalah mengabaikan pasar Afrika, telah memutuskan untuk mengambil masalah di tangan dan menjamin promosi album barunya sendiri. Setelah menulis, merekam dan memproduksi “Para nabi” semua sendiri, Blondy juga memutuskan untuk bertanggung jawab atas manajemen sendiri mulai sekarang! Pada akhir 89 Blondy berangkat tur lain utama dengan grupnya Tata Surya, melakukan jumlah yang mengesankan tanggal di seluruh Afrika Barat. Penyanyi kemudian mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “SOS tribale Guerre” SOS Tribal War. Namun album, direkam di studio 8-track sederhana di Abidjan, adalah tidak sukses secara komersial besar di luar Pantai Gading. 1991 “Masada” Namun, Blondy akan segera pergi penembakan kembali ke puncak tangga lagu Eropa. reggae Afrika “enfant mengerikan” kembali ke Paris pada Desember 91, melakukan tiga sangat populer menunjukkan di Elysee-Montmartre yang bertepatan dengan peluncuran album baru berjudul “Masada”. Ini album baru yang sangat baik menampilkan pengaturan oleh BoncaĂŻna MaĂŻga. Dan Denis Bovell terkenal karena karyanya dengan pangkat penyair legendaris Kwesi Linton Johnson bertanggung jawab untuk campuran akhir. Tak pelak, Blondy baru tunggal “Rendez-vous” segera terbukti hit besar dan itu datang tidak mengejutkan kepada siapapun ketika penjualan album “Masada” juga meroket, produktif Blondy disk emas pertamanya. Karir dari “rastafoulosophe” “Rasta-filsuf” sebagai Blondy suka untuk menggambarkan dirinya sendiri sudah bangun dan berjalan lagi dan tidak ada kesalahan! Riding gelombang keberhasilannya baru-ditemukan, Blondy menggebrak tur Eropa yang luas, finishing sampai dengan konser kemenangan di Le Zenith di Paris. Namun jadwal tur melelahkan Blondy segera mulai mengambil korban pada saraf rapuh si penyanyi. Setelah menyelesaikan tur Eropa, bintang reggae berputar ke lain depresi besar. Dan pada awal 93 Blondy mengalami kerusakan lain yang menyebabkan dia mencoba bunuh diri. Untungnya, Blondy segera pulih dari kehancuran gugup nya. Memang, bintang reggae Afrika kembali ke garis depan kancah musik di akhir tahun itu dengan sebuah album baru berjudul “Dieu” Tuhan. Seperti judulnya, album baru Blondy terbukti lebih mistis daripada sebelumnya. Bergabung di studio oleh sekelompok musisi kelas satu, Blondy dipercepat rock reggae tradisional mengalahkan, meluncurkan ke berbagai isu-isu kontroversial pada lagu seperti “Aborsi adalah Kejahatan”. Penyanyi itu juga menyatakan perasaan pribadinya di jalur yang bergerak “Sembuhkanlah Me”. Sayangnya, tak seorang pun muncul untuk dapat melakukannya. masalah mental Blondy terus untuk melampiaskan malapetaka di kehidupan pribadinya, menyebabkan dia kembali ke rumah sakit jiwa untuk perawatan lebih beberapa. Tetapi pada akhir 94 Blondy kembali di garis depan dunia musik. Memang pada tanggal 10 Desember tahun itu penyanyi yang dilakukan di Abidjan di sebuah festival musik yang diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun pertama kematian Presiden HouphouĂ«t-Boigny’s. Beberapa hari kemudian Blondy terbang ke Paris, membuat comeback mengesankan di Le Zenith pada tanggal 29 Desember. Pada tahun 1996 Blondy kembali dalam grafik sekali lagi dengan “Best of” album kompilasi. Bintang reggae juga kembali ke studio akhir tahun itu untuk mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “Grand Bassam-Sion Rock” Boncana MaĂŻga bergabung dengannya untuk melihat setelah aransemen musik. Dirilis pada Juni 96, album baru Blondy mengungkapkan penyanyi untuk menjadi poliglot benar – “Grand Bassam-Sion Rock” menampilkan lagu-lagu direkam dalam bahasa Arab, Malinke, Perancis, Inggris, Wolof dan Ashanti! album baru Blondy’s – perpaduan kaya reggae, rock dan funk – juga termasuk versi cover inovatif dari Bob Marley “Natural Mystic”. 1998 “Rabin Ytzah” Setelah lama meninggalkan catatannya perusahaan EMI, Blondy kembali muncul di dunia musik Pantai Gading pada tahun 1998 dengan merilis album kaset berjudul “Ytzah Rabin” judul adalah pun simbolik pada nama dibunuh Perdana Menteri Israel Itzhak Rabin . lagu baru Blondy terbukti lebih keras memukul dari sebelumnya, trek seperti “ArmĂ©e française” Tentara Perancis dan “Guerre civile” Civil War mengambil sikap tegas anti kemapanan. penggemar Blondy mungkin menghargai lirik radikal bintang reggae baru, namun politisi terkemuka Pantai Gading jelas tidak. Blondy album CD baru dirilis pada bulan September pada Une Musique label milik stasiun televisi Prancis TF1. “New Dawn”, sebuah lagu direkam dalam bahasa Inggris, dipilih sebagai rilis single pertama. Pada tanggal 25 dan 26 Desember 1998, penyanyi menyelenggarakan “Festa 98″ di Grand Bassam, dekat Abidjan. Festival, yang menarik berubah besar-out hampir penggemar musik, berakhir dengan konser oleh Alpha Blondy sendiri, tiba di atas panggung jam 6 pagi. Blondy melakukan tur baru yang luas untuk mempromosikan “Yitzhak Rabin” di Eropa. Meskipun memutar pergelangan kaki di panggung selama konser pertamanya di Perancis, penyanyi menghormati tanggal yang tersisa dalam tur, tidak ingin mengecewakan fans Perancis. Pada tanggal 13 Maret 1999, Blondy membawa rumah turun di Le Zenith di Paris, dengan kinerja yang mengejutkan yang berlangsung selama tiga jam. Satu hal yang pasti – Alpha Blondy, CĂŽte d’Ivoire’s Raja yang tak perlu dari reggae, tetap menjadi sosok yang sangat ambigu di dunia musik Afrika. Penyanyi itu tidak hanya dikritik karena lampiran yang berlebihan kepada Presiden HouphouĂ«t akhir-Boigny, namun kehidupan pribadinya juga telah membuktikan terkenal tidak menentu dan tidak stabil Blondy telah beberapa kali menikah dan memiliki empat anak perempuan dan dua anak oleh ibu yang berbeda. Namun, jika Blondy memiliki kritik, ia juga memiliki ribuan penggemar setia siap untuk musim semi untuk pembelaannya. Dan tidak ada yang bisa menyangkal bahwa bintang berwarna-warni secara signifikan telah meningkatkan profil Afrika reggae! Blondy kemudian melanjutkan untuk menebus masa lalu ambigu politiknya, bagaimanapun, rekaman lagu serangkaian protes di mana ia mengambil berbagai penyebab termasuk kebebasan pers Afrika. Pada akhir November ’99 bintang reggae merilis sebuah single keras memukul berjudul “Journalistes en bahaya” lagu yang ditulis oleh “Reporters Sans FrontiĂšres” Perancis asosiasi dari mana ia menyumbangkan semua keuntungan untuk wartawan Afrika yang telah dipenjara untuk pandangan politik mereka. Allah Bahkan, single ini muncul di album baru Blondy’s, “Elohim” kata Ibrani yang berarti “Tuhan” atau “Saya orang banyak”. Album ini dirilis di Afrika pada akhir ’99 dan tiba di toko musik Perancis pada bulan Februari 2000. Beberapa trek yang lain pada “Elohim” ditulis dalam vena marah sama, Blondy melampiaskan kemarahan di politik, korupsi penyalahgunaan dan kemiskinan di tanah airnya cf “Les voleurs de la RĂ©publique”, “Dictature” dan “La antrian du Diable” . Sebagai span Pantai Gading ke dalam krisis politik pada awal 2000, Blondy mulai memainkan peran yang semakin tinggi profil mengambil bagian dalam debat publik tentang masa depan negara dan berbicara keluar pada beberapa isu-isu kunci. Hanya dua tahun kemudian Maret 2002 yang Blondy mengeluarkan album berikutnya. Berjudul “Merci”, yang karya baru merayakan tahun kedua puluh seniman di bisnis musik. Pada konferensi pers peluncuran album diadakan di Abidjan, Pantai Gading, yang Reggaeman menyatakan “Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan dan semua orang yang telah memberikan kontribusi bahkan jauh untuk karir saya 
 Saya juga ingin berterima kasih kepada musuh-musuhku Karena kritik mereka dan kepalsuan mereka telah memungkinkan saya untuk memperbaiki. ” AFP 12/03/02. Seperti politik seperti biasa, album ini menampilkan dua lagu, “Politruc” dan “Feu” yang memberikan kritik politik yang serius. Ini juga termasuk sebuah pamflet terhadap ranjau anti-personil, co-sung dengan OphĂ©lie Winter dan berhak “Siapa kau?”. Band Rap SaĂŻan Supa Crew berkolaborasi untuk judul yang lain, “Wari”. Alpha Blondy menggebrak tur Perancis baru pada bulan Mei 2002, muncul di Olympia, di Paris, pada tanggal 15 Mei. Pada akhir Agustus, reggaeman Pantai Gading terbang ke Amerika Serikat dan Amerika Latin di mana dia memiliki status sebagai salah satu tokoh besar dunia reggae internasional. Merayakan dua puluh tahun karirnya, penyanyi yang memulai pada tur-mega pada bulan November 2002, bermain di semua tempat stadion utama di seluruh Afrika. Namun, gangguan politik kembali ke rumah di Pantai Gading mengganggu organisasi tertentu dan tanggal konser beberapa harus dibatalkan. The Blondy konser itu untuk dilaksanakan di ibukota Burkina Faso Ouagadougou dibatalkan menyusul adanya pelarangan oleh Menteri Dalam Negeri. Pada tanggal 23 Februari 2003, Alpha Blondy dinominasikan untuk Grammy Award untuk Best Reggae Album of the Year dan diundang untuk upacara penghargaan di New York. Tapi bintang Pantai Gading reggae adalah pipped di pos oleh Lee Scratch Perry. Belakangan tahun itu, reggae UB40 bintang Inggris Blondy diundang ke studio dengan mereka untuk duet pada “Young Guns” lagu yang termasuk pada versi Perancis dari album “Homegrown”. Kembali di Jalan Pada akhir tahun 2003, Alpha Blondy terbang ke Brasil sebuah negara di mana ia tetap sangat populer. Penyanyi itu kembali ke Brasil pada awal 2004 untuk dua tanggal ekstra dan juga tampil di Argentina. Setelah itu ke Dakar di mana ia tidak dilakukan selama bertahun-tahun dan La RĂ©union. Pada musim panas tahun 2004, Alpha Blondy mengalami kecelakaan lain, patahan fibula ketika ia terjatuh dari panggung pada akhir konser di Perancis pada bulan Juli. Meskipun memiliki kakinya di plester, penyanyi memanjat kembali di atas panggung pada kruk seminggu kemudian di Belgia, kemudian ditekan pada konser di Brazil dan Argentina. Pada akhir tahun itu, Blondy juga melakukan seri baru tanggal di Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Senegal dan Gambia. Blondy dijalankan pada kecepatan yang sibuk sama tahun 2005, terbang bolak-balik melintasi dunia untuk tanggal internasional. Setelah tur mini dari Amerika Serikat, bintang reggae Pantai Gading pindah ke Australia dan Selandia Baru. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Portugal, Mauritius dan La RĂ©union. Pada bulan Juni 2005, sebuah kompilasi Alpha Blondy, berjudul “Akwaba”, tekan toko kaset. Album ini tidak benar-benar fitur apapun lagu baru, tapi tidak mencakup versi baru dari beberapa hits yang terbesar rerecorded dengan artis-artis tamu, seperti Neg’marrons, Magic Sistem dan Mokobe dari pakaian rap Perancis 113. Pada tanggal 2 Juli 2005, di tengah-tengah tur Eropa, Alpha Blondy muncul di “Live 8″ versi Perancis konser Bob Geldof’s penggalangan dana dipentaskan di halaman ChĂąteau de Versailles. Sepuluh tanggal diikuti di Amerika Serikat, kali ini, sebagian besar di Pantai Barat dan di Hawaii. Pada bulan Agustus, Blondy pindah ke Meksiko dan Puerto Rico. Pada tanggal 4 September 2005, Alpha Blondy dan tata surya dilakukan di Teluk tahunan 10 Monterey Reggaefest, di California. Pada tanggal 21 September 2005, reggaeman Pantai Gading menjadi Messenger Perdamaian PBB di Pantai Gading. Alpha Blondy terus melakukan konser di seluruh dunia sepanjang tahun 2006. Sementara itu, ia juga terus jadwal kampanye sibuk, pertemuan para pemimpin politik di Pantai Gading serta kepala negara dari negara-negara tetangga. Pada tahun 2007, setelah menghentikan off di tiga tujuan yang berbeda di Hindia Barat Prancis, reggaeman Pantai Gading terbang ke Haiti untuk memainkan dua konser di sana pada bulan Maret sebagai bagian dari festival de Quinzaine La Francophonie . Dia menggunakan kesempatan ini untuk membuat daya tarik publik terhadap kekerasan. 2007 “Kemenangan Jah” Pada bulan November 2007, Alpha Blondy memecah keheningan lima tahun diperpanjang di bagian depan rekaman, merilis album baru berjudul “Kemenangan Jah.” Bintang Pantai Gading telah bersumpah bahwa ia tidak akan membuat album lain asalkan ada perang di tanah airnya. Dan, benar firman-Nya, Alpha Blondy telah menunggu untuk perjanjian-perjanjian perdamaian yang akan ditandatangani di Ouagadougou dan kembali ke tenang relatif di Pantai Gading sebelum kembali ke studio. Alpha Blondy diproduksi “Kemenangan Jah” dengan uluran tangan dari Tyrone Downie salah satu mantan Wailers Bob Marley yang juga guested sebagai keyboard player dan programmer musik. Album ini juga menampilkan duo reggae legendaris Jamaika Sly & Robbie pada drum dan bass. “Jah Kemenangan” berkisar sembilan belas lagu, dilakukan di Perancis, Inggris dan Dioula dan nada itu radikal hardhitting, terutama pada trek seperti “Mister Grande gueule”, “Les Salauds” dan “Penjualan racistes.” Namun, di lain waktu “Jah Kemenangan” itu diresapi dengan optimisme biasa Blondy dan mistisisme. Album ini juga menampilkan beberapa kejutan musik termasuk cover inovatif dari klasik Pink Floyd “Wish You Were Here” lengkap dengan selingan bagpipe, sebuah bagian akordeon tentang “Gban Gban” dan suara gitar rock dan bom meledak di “Les Salauds. “ Alpha Blondy menggebrak nya “Jah Kemenangan” tur di Angola pada bulan Oktober 2007 dan melanjutkan untuk memainkan serangkaian tanggal internasional di Perancis termasuk konser di Zenith Paris pada tanggal 16 November, Belanda, Jerman dan Italia. Musim dingin tahun 2007 menampilkan tanggal penting dalam karir Alpha Blondy, para reggaeman kembali ke tampil di Pantai Gading untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Pada tanggal 30 Desember, bintang Pantai Gading turun ke panggung di Yerusalem Espace, di Grand-Bassam, headlining di festival Festa – yang, tahun itu, telah secara khusus berganti nama menjadi festival Festarrr’ 3 Rs berdiri untuk Rekonsiliasi, Reunifikasi dan Rekonstruksi.
AlphaBlondy - Paris Bercy CD2 - 05 - Journalistes en Danger 262. Alpha Blondy - Paris Bercy CD2 - 06 - Dounougnan 263. Alpha Blondy - Paris Bercy CD2 - 07 - Tere 1177. 21 berkorban apa saja 1178. 210-Kangen band - Bintang Jatuh 1179. 211-Kangen band - Cinta Yang Sempurna 1180. 21362 1391311869 Dia Datang About Alpha BlondyHailing from the Cote d'Ivoire, Alpha Blondy is among the world’s most popular reggae artists. With his 12-piece band Solar System, Blondy offers a reggae beat with a distinctive African cast. Calling himself an African Rasta, Blondy creates Jah-centered anthems promoting morality, love, peace, and social consciousness. With a range that moves from sensitivity to rage over injustice, much of Blondy’s music empathizes with the impoverished and those on society’s fringe. Blondy is also a staunch supporter of African unity, and to this end, he sings to Muslim audiences in Hebrew and sings in Arabic to Israelis. Some of his best-known songs include “Cocody Rock,” “Jerusalem,” and “Apartheid Is Nazism.”
Kemudianbegitu pula dengan seluruh amalnya. (HR. Tirmidzi dan An-Nasa'i)" Faedah dari Hadits tersebut adalah : 1. Perkara yang pertama kali akan dihisab pada hamba dari perkara ibadah pada hari kiamat adalah shalat. 2. Siapa yang mendirikan shalat, maka bagus amalnya. Siapa yang tidak bagus shalatnya, maka amalnya pasti rusak. 3.
ALPHABLONDY-REGGAE. Diposting oleh ahmad yusron (RASTA MAN) di 05.53 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest. Seaindainya anda tidak mendengar apa-apa, klik Properties pada speaker Line In, lalu di tab Levels, naikkan Volumenya sampai Full. masalah lain juga sering
AlphaBlondy was born on January 1, 1953 in Ivory Coast (67 years old). Alpha Blondy is a Reggae Singer, zodiac sign: Capricorn. Find out Alpha Blondynet worth 2020, salary 2020 detail bellow. Trivia. He released an album titled Vision in 2011. Net Worth. Net Worth 2020
JVY1.
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/25
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/386
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/279
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/364
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/67
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/140
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/359
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/121
  • 3q0bxds2sf.pages.dev/264
  • alpha blondy agamanya apa